Spaceman: Petualangan Melintasi Bintang

Spaceman: Petualangan Melintasi Bintang

Liam menatap langit malam yang bertaburan bintang. Sejak kecil, ia selalu bermimpi untuk bisa menyentuh bintang-bintang itu. Kini, impiannya menjadi  Slot Spaceman  kenyataan. Liam, sang Spaceman, telah siap untuk memulai petualangan luar angkasa pertamanya!

Roket yang dinamai “Cita-Cita” meluncur dengan hebatnya, meninggalkan Bumi yang berwarna biru pucat. Liam merasakan sensasi gravitasi yang menariknya ke kursi pilot. Jendela berbentuk oval menampilkan hamparan ruang angkasa yang hitam pekat, dihiasi oleh jutaan titik cahaya berpendar. Liam takjub melihat keindahan alam semesta yang selama ini hanya ia lihat di film dan foto.

Perjalanan menuju planet Kepler-186f memakan waktu berbulan-bulan. Liam menghabiskan waktunya dengan mempelajari berbagai hal tentang planet tersebut dan melakukan rutinitas kesehatannya di ruang gravitasi rendah. Sesekali, ia menghubungi Bumi untuk berbincang dengan orang tua dan sahabatnya. Mereka tak sabar menunggu kabar dari Liam tentang planet asing yang akan ia jelajahi.

Hari yang dinanti pun tiba. Planet Kepler-186f tampak semakin jelas di layar monitor. Atmosfernya berwarna jingga samar, dengan dua matahari bersinar terang di langit. Liam mendaratkan “Cita-Cita” dengan hati-hati di permukaan berbatu yang berwarna cokelat kemerahan.

Ken mengenakan pakaian antariksa lengkap, lengkap dengan helm kaca bening. Perlahan, ia membuka pintu pesawat dan melangkah keluar. Langit dipenuhi dengan kabut tipis berwarna oranye. Gravitasi di planet ini sedikit lebih rendah daripada Bumi. Liam melompat-lompat kecil dengan gembira.

Tiba-tiba, gerakan Liam terhenti. Di kejauhan, terlihat mahluk hidup setinggi lututnya dengan kulit hijau dan antena di kepalanya. Makhluk itu menatap Liam dengan mata besar berwarna hitam. Liam terpaku. Apakah ini alien?

Dengan hati-hati, Liam melambaikan tangannya. Alien itu membalas lambaiannya dengan ragu-ragu. Perlahan-lahan, mereka saling mendekat. Liam mencoba berkomunikasi dengan alien itu menggunakan bahasa isyarat, menggambar lingkaran di tanah untuk mewakili Bumi dan planet Kepler-186f. Alien itu tampaknya mengerti maksud Liam. Ia mengeluarkan benda yang menyerupai bola lampu dan menunjukkan gambar bercahaya di dalamnya. Liam tidak tahu apa arti gambar itu, tetapi ia merasa ada ikatan persahabatan yang terjalin di antara mereka.

Hari mulai gelap. Dua matahari perlahan-lahan terbenam, meninggalkan langit dengan gradasi warna ungu dan jingga yang mempesona. Liam tahu ia harus kembali ke “Cita-Cita”. Sebelum berpamitan, ia memberikan replika bola dunia kecil kepada alien tersebut. Alien itu menerimanya dengan hati-hati. Liam berharap, suatu hari nanti, manusia dan alien bisa saling mengerti dan berteman.

Dengan membawa segudang pengalaman dan penemuan, Liam kembali ke Bumi. Perjalanannya sebagai Spaceman baru saja dimulai. Masih banyak bintang yang menunggu untuk dijelajahi, dan banyak lagi rahasia alam semesta yang ingin ia ungkap.